Sabtu, 25 Juli 2009

BNI Inspirasi Mengubah Pandangan

Fans BNIBerapa usia Anda? Apakah Anda telah merasakan bahwa waktu sepanjang usia tersebut telah berlalu begitu singkatnya, ataukah sebaliknya? Jika kita kelompokkan usia ini kepada dua kelompok besar yakni sebelum setengah umur dan setengah umur ke atas, maka kelompok kedualah yang lebih bisa menjawab pertanyaan ini. Dan lebih banyak di dalam kelompok kedua ini orang-orang yang ingin berubah. Yang bahkan, dengan melupakan perubahan yang tak kunjung dicapainya, orang-orang ini telah menuntut orang lain yang berada di kelompok lain untuk berubah. Entah itu kepada anaknya, muridnya, anak buah, adik atau whoever, lantang orang-orang ini mendoktrin: “Kamu harus berubah!

Sementara kelompok sebelum setengah umur akan lebih fokus kepada masa depan. Motivasi yang tinggi, penuh semangat dan percaya diri. Lebih kaya dengan gagasan dan inspirasi dalam banyak hal meskipun cenderung teoritis. Sehingga wajar jika ide mereka terkadang ditanggapi oleh kelompok kedua sebagai ide yang “tidak tahu diri” bahkan “ide gila”. Padahal ide mereka bukan fantasi penggemar power rangers yang kapan saja bisa “berubaaaaah…!” Tetapi tetap saja ide-ide fantastis dicibir dengan “kalian itu tahu apa!”

Anda sudah banyak membaca? Baiklah, saya ingin menyelipkan tulisan ini sebagai bacaan yang belum Anda temui dari dalam buku-buku yang sudah Anda baca, jieh..

Apapun buku yang Anda sedang baca (diluar buku pendidikan), setuju atau tidak, Anda sedang dalam pencarian sebuah inspirasi: Inspirasi Kehidupan. Kita persempit lagi, di dalam kehidupan, kita ini adalah yang hidup, dan yang hidup memerlukan penghidupan untuk hidup. Yup, penghidupan!

Wong urip iku kudu tansah ketemplekan panguripan, senajan to lagi turu” (ind: “Orang hidup itu harus selalu ditempeli penghidupan, meskipun sedang tidur). Maksudnya “orang hidup itu harus selalu pegang uang sekalipun saat tidur”. Kata-kata ini saya peroleh dari kakek saya, disampaikannya ketika saya mulai pertama bekerja sebagai buruh pabrikan. Kakek berharap agar cucunya bisa menghemat uang. Sehingga dalam tulisan ini saya memilih “uang” sebagai arti kata panguripan, penghidupan.

Saya sadar bahwa ada yang lebih suka dengan kata keberhasilan, hidup berkualitas, sukses dan yang lain lagi sebagai sebutan kepada arah perubahan yang terus dicari inspiratornya, daripada kata sederhana ini: uang yang lebih banyak.

Anda benar, kehidupan kita masing-masing berbeda arah walaupun sama-sama menginginkan ke arah yang lebih baik. Dalam batasan sempit, Anda yang sudah lama menganggur berharap lekas mendapatkan pekerjaan tetap. Tidak ada yang membuat Anda lebih bahagia kecuali mendapatkan pekerjaan. Tetapi tidak semua pengangguran seperti Anda.

Anda yang sudah belasan tahun menekuni pekerjaan yang sama, tidak berhenti berharap untuk berubah, meskipun dari tahun ke tahun gaji Anda sudah terus berubah menjadi lebih banyak. Bingung to? Maka, mari kita sekali saja untuk sepakat bahwa kita terbagi ke dalam dua kelompok: sebelum setengah umur dan diatas setengah umur. Dan kita memiliki harapan untuk berubah kepada dua kelompok pula: uang yang lebih banyak dan lainnya (=bukan masalah uang). Sepakat? Sekali saja dalam tulisan ini. Karena Anda tentu lebih banyak tahu tentang teorinya.

Uang yang Lebih Banyak

“Uang yang lebih banyak!”, siapapun akan menyambut kalimat ini dengan mata bulat berbinar, dan senyum terbebas lepas. Untuk bisa mendapatkannya, seseorang akan rela banting tulang, kaki jadi kepala, kepala jadi kaki (kayak pemain sirkus..). Apapun yang diinginkannya kemudian, yang pertama adalah: uang yang lebih banyak. Ingin pendidikan lebih tinggi, rumah yang lebih besar, ganti mobil, jaminan hari tua, terbebas hutang dan perubahan-perubahan kehidupan yang lain berada pada tempat berikutnya. Tempat pertama adalah: uang yang lebih banyak.

Sepertinya kita sudah mulai sepakat dengan uang yang lebih banyak. Jika demikian, saya bisa melanjutkan kepada yang lebih sempit lagi, yaitu seberapa lebih banyak (uang) sehingga Anda mengakui itu adalah sebuah perubahan? Jika saya boleh memberikan jawabannya untuk Anda, maka saya akan mengatakan bahwa Anda menginginginkan perubahan yang fantastis! Perubahan penghasilan menjadi dua kali lipat atau lebih. Saya tidak sedang membual, ikutilah sebentar cerita yang dialami teman saya dalam paragrap berikutnya.

Cerita berikut adalah pengalaman seseorang yang saya kenal, panggil saja Fulan. Saya tidak bermaksud mensepertikan Anda dengan Fulan. Sama sekali tidak. Tetapi kita sudah sepakat dalam hal uang lebih banyak, bukan? Fulan bekerja di sebuah perusahaan manufaktur raksasa dengan gaji sebesar yang dikeluarkannya untuk membayar sekolah anak; listrik, air, telepon dan internet; cicilan kpr, kendaraan dan koperasi. Sudah. Bagaimana dengan menabung, asuransi, rekreasi? Tidak perlu menanyakannya, karena dari daftar pengeluaran Fulan tersebut belum termasuk "makan". Keadaan ini terjadi satu tahun yang lalu. Yang pada tahun itu besar gajinya sudah berlipat dua kali dari tiga tahun sebelumnya. Ini berarti Fulan sudah mendapatkan perubahan penghasilan yang lebih besar. 100% increase dalam 3 tahun adalah luar biasa. Tetapi belum fantastis! Makanya Fulan masih saja berteriak (dalam hati): "Saya harus berubah! Saya harus berubah! Uang yang lebih banyak!"

Apa yang bisa Anda katakan kepada Fulan? Apakah Anda ingin memberikan nasihat? Tidak perlu. Nasihat yang ingin Anda sampaikan bahkan sudah digunakan oleh Fulan untuk menasihati orang lain. Begitulah sebenarnya bagaimana seseorang yang sedang mencari inspirasi masih mampu ber-ekspirasi untuk sesamanya. Nasihat-nasihat yang sama sudah didapatnya dari orang-tua dan "orang-tua", mertua, atasan, teman, buku, in-house training dan lain-lain dan lain-lain. Yang mana semua nasihat itu jauh hari sudah ada di dalam dirinya. Tidakkah Anda juga merasakan hal yang sama?

Ketika seorang trainer berteriak antusias dengan pengeras sambil mengepalkan tangan, mengatakan kepada Anda bahwa Anda harus begini harus begitu. Anda mengangguk-angguk sambil "Yes! Yes!". Namun di dalam hati Anda ada yang berkata: "Anda benar, saya tahu itu. Tetapi Anda tidak tahu kehidupan saya!". Kontroversi antara hati dan teriakan "Yes! Yes!" adalah konflik. Jika Anda tidak setuju, saya curiga Anda adalah trainer.

Ketika atasan Fulan di kantor memberikan nasihat bahwa Fulan harus menabung, berhemat, meninjau kembali pengeluaran yang bisa ditiadakan, Fulan juga mengangguk setuju, tetapi dalam hati tetap ada kasak-kusuk: "Tetapi Bapak tidak tahu kehidupan saya!". Ketika Fulan berkeluh kesah dengan teman sekerja, temannya mengingatkan bahwa selama Fulan tetap bekerja di tempat itu, maka selamanya Fulan tidak akan berubah. "Jika tidak mau dengan gaji yang diberikan di sini, ya jangan di sini". Teman Fulan ini sebenarnya hanyalah Fulan yang lain. Jawabannya juga masih sama: "lo gak salah, tapi tahu apa lo dengan kehidupan gue!"

Fulan tidak sedang beralasan. Kesungguhan untuk berubah tidak diragukan. Apa yang kemudian menjadi langkah Fulan semata untuk uang yang lebih banyak. Penghasilan seseorang bisa kita kelompokkan kepada periode penerimaannya: penghasilan bulanan, penghasilan harian dan penghasilan musiman.Bagi seorang buruh pabrik seperti Fulan, penghasilan bulanan sudah dimilikinya. Tanpa harus meninggalkan penghasilan ini, sekarang Fulan sudah memiliki warung sembako di rumah. Fulan juga memiliki beberapa ekor sapi dan sebidang sawah di desa. Semuanya menjadi kehidupan yang baru yang lebih berkualitas dan ide yang terarah.

Apakah Anda juga akan memberikan komentar kepada kisah Fulan ini dengan: "tahu apa lo dengan kehidupan gue!" ? Benar. Anda yang paling tahu tentang apa yang harus Anda lakukan. Sama seperti Fulan. Percayalah bahwa seburuk apapun keadaan Anda, Anda masih bisa bernasihat kepada orang lain. Jika Anda menginginkan langkah detil yang telah ditempuh Fulan sehingga sampai kepada keadaannya sekarang, mungkin Anda lebih mempermasalahkan urusan modal.

WirausahaModal. Klise tetapi nyata. Alasan bagi kebanyakan orang menaruh rencana majunya tergeletak tak berdaya. Membiarkannya kering tak terurus. Mari menengok BNI sebagai inspirasi kehidupan masyarakat Indonesia dalam pendidikan, masa depan, liburan, gaya hidup, berbisnis dan lain-lain. Kemanapun arah keinginan berikutnya setelah uang yang lebih banyak sudah terbuka. Mengapa tidak segera mengurusi rencana brilian yang terlalu lama di angan?

Atau mungkin Anda lebih bisa berubah dengan didikte (jangan tersinggung, saya berkata “mungkin”). Jika demikian yang diinginkan, silakan melanjutkan membaca tentang berubah kepada kelompok yang kedua.

Lainnya, Bukan Masalah Uang

Harapan untuk berubah diluar masalah financial, lebih banyak ditempati oleh kelompok usia sebelum setengah umur. Mulai dari keinginan meninggalkan tabiat malas belajar, bisa bangun pagi setiap hari, hingga keinginan si bungsu untuk benar-benar berubah seperti power rangers.

Kelompok usia ini tajam dalam gagasan, ekspresi mereka tanpa hambatan. Justru orang lain yang merasa kenyang garam yang telah memberikan batasan-batasan bahkan membunuh impian mereka. Merekalah pemilik inspirasi kehidupan yang berkualitas, bukan inspirasi sekadar untuk berubah, melainkan untuk peradaban baru yang bisa jadi saat ini masih dalam cerita fiksi.

Usia dibawah setengah umur ini. Ada banyak hal tak terduga tentang mereka. Berangkat dari perilaku Alfa Edison yang mengerami telur ayam, saya justru ingin banyak belajar berperilaku inspiratif kepada mereka. Meskipun saya telah pernah menjadi mereka belasan tahun yang silam.

Semasa masih duduk di bangku SMP, saya ingin sekali menambah waktu belajar di pagi hari, sekitar jam 4. Tentu saja saya harus bangun pagi. Bagi saya ketika itu, tidak ada lagi yang lebih berat dibanding dengan bangun jam 4 pagi. Meskipun setiap jam 4 pagi terjaga, belum juga bisa berlanjut bangkit dan bangun meninggalkan tempat tidur. Masih ingat sekali bagaimana ketika terjaga saya memelototkan mata kuat-kuat, kemudian mengepalkan tinju dan menghantamkannya ke semua arah sambil berteriak, “Syetan! Syetan! Pergi kalian, syetan!” (Kata guru ngaji saya, jika malas bangun pagi, itu tandanya saya sedang dikerubungi syetan) Kemudian lupa apa yang selanjutnya terjadi, baru ingat ketika mendengar suara ibuku berteriak bahwa matahari sudah tinggi, sekolah!

Orang tua saya adalah petani. Setiap musimnya selalu menyisihkan sebagian bidang sawahnya untuk ditanami bawang merah, tetapi tidak pernah panen. Artinya selalu gagal. Hal ini selalu menjadikan ibuku mengomel tidak setuju dan terjadilah pertengkaran kecil. Selalu begitu setiap musim sepanjang tahun. Hingga saya tanyakan kepada ayah alasan apa yang membuatnya tetap menanam bawang merah. “Inilah yang orang harus belajar dari petani: Berkali kita jatuh, berdiri lagi dan jangan mengeluh. Berkali kita gagal, ulangi dan cari akal!”.

Kembali kepada urusan bangun pagi. Biji bawang merah yang akan ditanam, bagian ujungnya terlebih dahulu harus dipotong. Aktifitas memotong biji bawang merah ini dilakukan di dalam rumah. Entah mengapa, aroma pedas bawang merah selalu membuatku mual. Suatu ketika, sebuah ide muncul begitu saja. Berangkat tidur aku membawa segenggam bagian potongan bawang merah dan menaruhnya di bawah kasur. Saat terjaga pada jam 4 keesokan hari, segera aku remas dan usap-usapkan bawang merah itu ke semua bagian wajah. Sampai sekarangpun saya masih geli mengingatnya. Perilaku menggelikan yang telah menambah kehidupanku berikutnya lebih berkualitas, berhasil mendapatkan nilai yang pantas dibanggakan oleh orang-orang yang aku cintai.

Bagaimana dengan Anda yang berada pada kelompok usia setengah umur ke atas ? Jika kita lebih percaya kepada pengalaman sendiri untuk menghalau masa depan mereka yang masih muda, maka kita tidak akan memiliki generasi yang baru. Jika Fulan menghalau anak-anaknya di atas rel pengalaman sepanjang masa hidupnya, maka anak Fulan hanyalah Fulan kecil. Seyogyanya Fulan melapangkan diri untuk menerima sebanyak-banyaknya informasi sebagai peluang masuknya inspirasi baru.

Inspirasi baru. Dimasa sekolah, saya bukanlah anak yang suka menabung. Tetapi sekarang, anak saya rela tidak jajan di sekolah untuk menabung. Namanya Wanggi, kelas 5 Sekolah Dasar. Adanya tambahan jam pelajaran untuk pendalaman beberapa materi sekolah membuat waktu sekolahnya menjadi 8 jam setiap hari. Waktu yang berat menurut pertimbangan ibunya. Sehingga setiap berangkat sekolah ibunya selalu mengingatkan Wanggi untuk beli makan atau jajan di sekolah, yang ditabung sebagian kecil saja.

Tetapi sang ibu tidak tahu apa yang terjadi di sekolah. Uang saku sekolah disimpan dan dibawanya pulang kembali ke rumah dengan jumlah tepat sama seperti yang diberikan ibunya ketika berangkat. Saya sendiri tidak pernah menabung, sehingga sayapun sependapat dengan ibunya. Saya hanya berpikir anak saya memiliki dunianya. Dia tidak hanya manusia lain, melainkan makhluk lain dengan pemikiran yang benar-benar berbeda dengan logika saya. Tanpa sepengetahuan ibunya saya memberikan tambahan uang saku.

Fans BNIBeberapa waktu kemudian, tepatnya ketika saya menemukan halaman facebook BNI, membawa saya ke halaman webnya, sampailah saya kepada sebuah link berjudul Edukasi Masyarakat. Salah satu tulisan dengan judul Nabung Yuk! saya download untuk tambahan bacaan Wanggi. Dan juga untuk bacaan ibunya yang tidak memiliki kata menabung dalam sejarah kehidupannya.

Syukurlah bacaan ini menumbuhkan keingintahuan yang lebih kepada Wanggi. Banyak hal ditanyakannya. Dengan harapan bisa memenuhi keingintahuan ini, saya mengajaknya kota-kota naik motor, dan menunjukkan kepadanya, “Itu lho BNI, yang itu ATM-nya…

Sebuah perubahan pandangan kepada sesuatu berpotensi mengubah bagaimana kita bersikap kepadanya. Pandangan kita kepada sesuatu akan berubah hanya jika kita menambah pengetahuan untuk mengenal lebih dalam tentang sesuatu itu.

Fans BNIBNI Inspirasi Kehidupan - Mengubah Kesulitan Menjadi Inspirasi Peluang Masa Depan. Apa komentar yang bisa Anda berikan kepada kalimat ini? Kualitas sikap seseorang kepada kalimat ini ditentukan oleh seberapa jauh pengetahuan seseorang itu tentangnya.

Semoga dari tulisan ini ada yang bisa dipetik, sebagaimana saya telah memetik manfaat dari pertama menjadi fan BNI Public Profile di dalam facebooknya, kemudian menyelesaikan tulisan ini sampai pada hitungan lebih dari 2000 kata. Bravo BNI Inspirasi Kehidupan!

Penulis
Nama: Kandar Royani
email: areebahu@gmail.com

Mohon Dukungan

Teman, aku lagi ikutan kompetisi menulis niech.., karya tulisan yang aku ikutkan lomba ini adalah postingan di atas. Mohon dukungan. Caranya memberikan dukungan gampang kok:
  1. login ke facebook
  2. klik di sini: http://www.facebook.com/BNI
    seterusnya ikutin aja seperti gambar:
    Fans BNI
  3. Temukan comment link aku seperti gambar di bawah, klik Like dan berikan komentarnya dikiiiiiiiiiiit ajak gpp dech. Kalo gak nemukan, klik aja gambar dibawah ini, langsung meluncur ke tkp. Klik "Like" ya, yup!
    Fans BNI

Dukung ya, ya.. kita kan friend.. he.. he..
Thanks ya...